Kamis, 15 Maret 2012

Sistem Ekonomi

A.          Pengertian Sistem
     Pengertian sistem menurut Chester A. Bernard adalah suatu kesatuan yang terpadu  secara holistik, yang di dalamnya terdiri atas bagian-bagian dan masing-masing bagian memiliki cirri dan batas tersendiri. Suatu sistem pada dasarnya adalah “organisasi besar” yang menjalin berbagai subjek (atau objek) serta perangkat kelembagaan dalam suatu tatanan tertentu. Subjek atau objek pembentuk sebuah sistem dapat berupa orang-orang atau masyarakat. Untuk suatu sistem sosial atau sistem kemasyarakatan dapat berupa makhluk hidup dan benda alam, untuk suatu sistem kehidupan/lingkungan berupa makluk hidup dan benda alam, untuk sistem peralatan berupa barang atau alat, dan untuk sistem informasi berupa data, catatan, dan fakta.
     Perangkat kelembagaan yang dimaksud meliputi lembaga atau wadah tempat subjek (objek) itu berhubungan, cara kerja dan mekanisme yang menjalin hubungan subjek (objek) tadi, serta kaidah atau norma yang mengatur hubungan subjek (objek) tersebut agar serasi.
       Kaidah atau norma yang dimaksud bisa berupa aturan atau peraturan, baik yang berupa tertulis maupun tidak tertulis. Untuk suatu sistem yang menjalin hubungan antar manusia, contohnya adalah aturan-aturan dalam suatu sistem kekerabatan.
       Suatu sistem perlu memiliki cirri sebagai berikut (Suroso, 1993) :
  • Setiap sistem memiliki tujuan.
  •  Setiap sistem mempunyai “batas” yang memisahkannya dari lingkungan.
  • Walau mempunyai batas, sistem tersebut bersifat terbuka, dalam arti berinteraksi juga dengan lingkungannya.
  •  Suatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem yang biasa juga disebut dengan bagian, unsur, atau komponen.
  • Walau sistem tersebut terdiri dari berbagai komponen, bagian, atau unsur-unsur, tidak berarti bahwa sistem tersebut merupakan sekedar kumpulan dari bagian-bagian, unsur, atau komponen tersebut, melainkan merupakan suatu kebulatan yang utuh dan padu, atau memiliki sifat “wholism”.
  • Terdapat saling hubungan dan saling ketergantungan baik di dalam sistem (intern) itu sendiri, maupun antara sistem dengan lingkungannya.
  •  Setiap sistem melakukan kegiatan atau proses tranformasi atau proses mengubah masukan menjadi keluaran. Karena itulah maka sistem sering disebut juga sebagai “processor” atau “transformator”.
  • Di dalam setiap sistem terdapat mekanisme kontrol dengan memanfaatkan tersedianya umpan balik.
  • Karena adanya mekanisme kontrol itu maka sistem mempunyai kemampuan mengatur diri sendiri dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya atau keadaan secara otomatik.
       Secara teoritis pengertian sistem ekonomi dapat dikatakan sebagai keseluruhan lembaga-lembaga ekonomi yang dilaksanakan atau dipergunakan oleh suatu bangsa atau negara dalam mencapai cita-cita yang telah ditetapkan. Pengertian lembaga atau institusi ekonomi adalah suatu pedoman atau aturan atau kaidah yang digunakan seseorang atau masyarakat dalam melakukankegiatan-kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhannya. Kegiatan ekonomiadalah kegiatan yang berkaitan dengan usaha (bisnis), dengan pasar, transaksi jual-beli, dan pembayaran dengan uang. Pengertian ekonomi secara lembaga yaitu produk-produk hukum tertulis, seperti Tap MPR, Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah, ARD/ART suatu organisasi dan lain-lain.

B.          Sistem Ekonomi
      Persoalan-persoalan ekonomi pada hakekatnya adalah masalah transformasi atau pengolahan alat-alat/sumber pemenuh/pemuas kebutuhan, yang berupa faktor-faktor produksi yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam dan keterampilan (skill) menjadi barang dan jasa.
       Sistem ekonomi merupakan cabang ilmu ekonomi yang membahas persoalan pengambilan keputusan dalam tata susunan organisasi ekonomi untuk menjawab persoalan-persoalan ekonomi untuk mewujudkan tujuan nasional suatu negara. Menurut Dumairy (1966), Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan, selanjutnya dikatakan pula bahwa suatu sistem ekonomi tidaklah harus berdiri sendiri, tetapi berkaitan dengan falsafah, pandangan dan pola hidup masyarakat tempatnya berpijak. Sistem ekonomi sesungguhnya merupakan salah satu unsur dalam suatu supra sistem kehidupan masyarakat di suatu negara.
       Pada negara-negara yang berideologi politik liberalisme dengan rezim pemerintahan yang demokratis, pada umumnya menganut ideologi ekonomi kapitalisme dengan pengelolaan ekonomi yang berlandaskan pada mekanisme pasar. Di negara-negara ini penyelenggara kenegaraannya cendrung bersifat etatis dengan struktur birokrasi yang sentralistis. Sistem ekonomi suatu negara dikatakan bersifat khas sehingga dibedakan dari sistem ekonomi yang berlaku atau diterapkan di negara lain. Berdasarkan beberapa sudut tinjauan seperti :
  1. Sistem pemilikan sumber daya atau faktor-faktor produksi.
  2. Keluwesan masyarakat untuk saling berkompetensi satu sama lain dan untuk     menerima imbalan atas prestasi kerjanya.
  3. Kadar peranan pemerintah dalam mengatur, mengarahkan dan merencanakan kehidupan bisnis dan perekonomian pada umumnya.

C.          Macam-macam Sistem Ekonomi
1.     Sistem Perekonomian Pasar (Liberal/Kapitalis)
       Sistem ekonomi liberal-kapitalis adalah suatu sistem yang memberikan kebebasan yang besar bagi pelaku-pelaku ekonomi untuk melakukan kegiatan yang terbaik bagi kepentingan individual atau sumber daya sumber daya ekonomi atau faktor produksi. Secara garis besar, ciri-ciri ekonomi liberal kapitalis adalah sebagai berikut :

  • Adanya pengakuan yang luas terhadap hak pribadi.
  • Praktek perekonomian diatur menurut mekanisme pasar.
  • Praktek perekonomian digerakkan oleh motif keuntungan (profilemotife).
       Dasar bekerjanya sistem ini adalah adanya kegiatan “invisible hand” atau tangan-tangan yang tidak kelihatan yang dicetuskan oleh ahli ekonomi Adam Smith. Dasar ini berasal dari paham kebebasan. Buku Adam Smith yang berjudul “The Teory of Sentiments” menjadi kerangka moral bagi ide-ide ekonominya (1759). Paham kebebasan ini sejalan dengan pandangan ekonomi kaum klasik, dimana mereka menganut paham “Laissez faire”, yang menghendaki kebebasan melakukan kegiatan ekonomi dengan seminim mungkin campur tangan pemerintah.
       Dengan terjadinya resesi dunia pada sekitar tahun 1930-an, kejayaan sistem ini seakan-akan berakir. Dari kejadian itulah muncul pandangan-pandangan untuk memperbaiki sistem ini. Diantara para ahli yang cukup terkenal dan hingga sampai saat ini pandangannya masih relefan adalah J. M. Keynes, yang antara lain berpendapat bahwa negara, yang merupakan suatu kekuatan di luar sistem liberalis ini haruslah ikut campur tangan dalam kegiatan ekonomi agar pekerjaan selalu tersedia bagi semua warganya.
       Secara umum karakteristik sistem ekonomi liberal/kapitalisme adalah :
  • Faktor-faktor produksi (tanah, modal, tenaga kerja, kewirausahawan) dimiliki dan dikuasai oleh pihak swasta.
  • Pengambilan keputusan ekonomi bersifat desentralisasi, diserakan kepada pemilik faktor produksi dan akan dikoordinir oleh mekanisme pasar yang berlaku.
  • Rangsangan instensif atau umpan balik diberikan dalam bentuk utama materi sebagai sarana memotivasi para pelaku ekonomi.

2.     Sistem Ekonomi Sosialis-Komunistis
       Pencetus ide mengenai sistem ekonomi etatisme adalah Karl Max, yang diilhami dengan penderitaan kaum buruh yang terjadi saat itu, sebagai ulah para kaum kapitalis. Dalam sistem ini praktis kegiatan ekonomi sepenuhnya diatur dibawah kendali negara. Sistem ini dapat kita lihat pada negara yang menganut faham komunisme, seperti Uni Soviet misalnya.
       Dalam sistem ekonomi sosialis-komunistis adalah kebalikan dari sistem ekonomi liberal-kapitalis, dimana sumber daya ekonomi atau faktor produksi dikuasai sebagai milik negara. Suatu negara yang menganut sistem ekonomi sosialis-komunistis menekankan pada kebersamaan masyarakat dalam mejalankan dan memajukan perekonomian.
       Dalam sistem ini yang menonjol adalah kebersamaan, dimana semua alat produksi adalah milik bersama (negara) dan didistribusikan untuk kepentingan bersama sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
       Sistem sosialis sendiri terdiri dari :
a.              Sistem sosialis pasar, dengan karakteristik :
  • Faktor-faktor produksi dimiliki dan dikuasai oleh pihak pemerintah/negara.
  • Pengambilan keputusan ekonomi bersifat desentralisasi dengan dikoordinasi oleh pasar.
  • Rangsangan dan insentif diberikan berupa material dan moral, sebagai sarana motivasi bagi para pelaku ekonomi.
b.             Sistem sosialis terencana (komunis), dengan karakteristik :
  • Faktor-faktor produksi dimiliki dan dikuasai oleh pihak pemerintah/negara.
  • Pengambilan keputusan ekonomi bersifat sentralisasi dengan dikoordinasi secara terencana.
  • Rangsangan dan insentif diberikan berupa material dan moral, sebagai sarana motivasi bagi para pelaku ekonomi.
       Dengan semakin berkembangnya kesadaran masyarakat dan tuntutan perekonomian internasional, tampaknya sistem sosialis terencana ini mulai ditinggalkan oleh penganutnya. Salah satu contoh adalah yang diawali oleh presiden Rusia, Gorbachef dengan tindakan pembaharuannya. Dan akhir-akhir ini dengan mulai pecahnya negara-negara berpaham komunis, yang di dalam perekonomiannya cenderung bersistem sosialis.

3.     Sistem Ekonomi Campuran
       Sistem ekonomi campuran ini adalah merupakan kombinasi "logis" dari ketidak sempurnaan kedua sistem ekonomi di atas (liberalisme dan sosialis). Selain resesi dunia tahun 1930-an telah menjadi bukti ketidak sanggupan sistem liberalis, langkah Gorbachev dan bubarnya kelompok negara-negara komunis, menjadi bukti pula kerapuhan sistem etatisme.
       Sistem campuran mencoba mengkombinasikan kebaikan dari kedua sistem tersebut, diantaranya menyarankan perlunya campur tangan pemerintah secara aktif dalam kebebasan pihak swasta dalam melaksanakan kegiatan ekonominya. Dalam keinginan seperti ini, banyak negara kemudian memilih sistem ekonomi campuran ini.
       Beberapa negara diantaranya cukup konsisten dalam meramu sistem ekonomi campuran, dalam arti kadar kapitalisnya selalu lebih tinggi (contohnya adalah negara Filipina) atau bobot sosialismenya lebih besar (contoh India). Namun banyak pula yang goyah dalam meramu campuran kedua sistem ini. Pada dasarnya sistem ekonomi campuran atau sistem ekonomi kerakyatan dengan persaingan terkendali, agaknya merupakan sistem ekonomi yang paling cocok untuk mengelola perekonomian di Indonesia, namun demikian akhir-akhir ini sistem ekonomi Indonesia semakin condong ke ekonomi liberal dan kapitalis hal ini ditandai dengan derasnya modal asing yang masuk ke Indonesia dan banyaknya BUMN dan BUMD yang telah diprivatisasi. Kecenderungan tersebut dipacu derasnya arus globalisasi dan bubarnya sejumlah negara komunis di Eropa Timur yang bersistem ekonomi sosialisme-komunistik.




PERMINTAAN DAN PENAWARAN



       Permintaan dan penawaran serta hubungan antara keduanya sangat penting untuk mengetahui perilaku pelaku-pelaku ekonomi dalam Ilmu Ekonomi. Permintaan dan penawaran merupakan dua kekuatan yang mempengaruhi harga relatif barang-barang dan jasa. Secara bersama mereka menentukan harga pasar barang-barang dan jasa.
       Aktivitas ekonomi berada di pasar. Dalam pengertian luas, pasar tidak selalu tempat tetapi merupakan lembaga dimana penentuan harga terjadi. Atau dengan perkataan lain, hanya ada di pasar operasi permintaan dan penawaran terjadi. Sedangkan "marketplaces" adalah lokasi (geografi) dimana pertukaran terjadi sehingga interaksi penawaran dan permintaan terjadi.
       Mekanisme pasar berkaitan dengan jaringan informasi di dalam pasar. Misalnya ada mekanisme pasar yang memindahkan individu-individu untuk selalu dekat dengan informasi tentang harga dan barang yang tersedia.
       Teori penawaran dan permintaan dalam ilmu ekonomi, adalah penggambaran atas hubungan-hubungan di pasar, antara para calon pembeli dan penjual dari suatu barangModel penawaran dan permintaan digunakan untuk menentukan harga dan kuantitas yang terjual di pasar. Model ini sangat penting untuk melakukan analisis ekonomi mikro terhadap perilaku serta interaksi para pembeli dan penjual. Ia juga digunakan sebagai titik tolak bagi berbagai model dan teori ekonomi lainnya. Model ini memperkirakan bahwa dalam suatu pasar yang kompetitif, harga akan berfungsi sebagai penyeimbang antara kuantitas yang diminta oleh konsumen dan kuantitas yang ditawarkan oleh produsen, sehingga terciptalah keseimbangan ekonomi antara harga dan kuantitas. Model ini mengakomodasi kemungkian adanya faktor-faktor yang dapat mengubah keseimbangan, yang kemudian akan ditampilkan dalam bentuk terjadinya pergeseran dari permintaan atau penawaran.

A.          Permintaan
Pengertian
       Permintan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada 
suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan 
tertentu dan dalam periode tertentu.
       
Masyarakat selaku konsumen harus membeli barang atau jasa keperluannya di pasar. Keadaan ini mengandaikan bahwa barang atau jasa itu memiliki tingkat harga tertentu. Adanya berbagai macam harga di pasar selanjutnya mengandaikan adanya kondisi yang mempengaruhi. Adapun unsur-unsur yang terdapat pada permintaan yakni barang atau jasa, harga dan kondisi yang mempengaruhi. Jadi permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang dibeli dalam berbagai situasi dan tingkat harga.


Macam-Macam Permintaan

       Permintaan dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, antara lain permintaan berdasarkan daya beli dan jumlah subjek pendukung.
a.       Permintaan Menurut Daya Beli
       Berdasarkan daya belinya, permintaan dibagi menjadi tiga macam, yaitu permintaan efektif, permintaan potensial, dan permintaan absolut.
  1. Permintaan efektif adalah permintaan masyarakat terhadap suatu barang atau jasa yang disertai dengan daya beli atau kemampuan membayar. Pada permintaan jenis ini, seorang konsumen memang membutuhkan barang itu dan ia mampu membayarnya.
  2. Permintaan potensial adalah permintaan masyarakat terhadap suatu barang dan jasa yang sebenarnya memiliki kemampuan untuk membeli, tetapi belum melaksanakan pembelian barang atau jasa tersebut. Contohnya Pak Luki sebenarnya mempunyai uang yang cukup untuk membeli kulkas, namun ia belum mempunyai keinginan untuk membeli kulkas.
  3. Permintaan absolut adalah permintaan konsumen terhadap suatu barang atau jasa yang tidak disertai dengan daya beli. Pada permintaan absolut konsumen tidak mempunyai kemampuan (uang) untuk membeli barang yang diinginkan. Contohnya Hendra ingin membeli sepatu olahraga. Akan tetapi uang yang dimiliki Hendra tidak cukup untuk membeli sepatu olahraga. Oleh karena itu keinginan Hendra untuk membeli sepatu olahraga tidak bisa terpenuhi.

b.       Permintaan Menurut Jumlah Subjek Pendukungnya
       Berdasarkan jumlah subjek pendukungnya, permintaan terdiri atas permintaan individu dan permintaan kolektif.
1.     Permintaan individu
    Permintaan individu adalah permintaan yang dilakukan oleh seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
2.     Permintaan kolektif
  Permintaan kolektif atau permintaan pasar adalah kumpulan dari permintaan-permintaan perorangan/individu atau permintaan secara keseluruhan para konsumen di pasar.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Permintaan

       Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa selain faktor harga masih ada faktor-faktor lain yang memengaruhi permintaan. Namun, faktor-faktor selain harga pengaruhnya tidak sekuat faktor harga. Berikut ini faktor-faktor yang memengaruhi permintaan :
a.     Harga Barang itu Sendiri
       Harga barang akan memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika harga naik jumlah permintaan barang tersebut akan meningkat, sedangkan jika harga turun maka jumlah permintaan barang akan menurun.
b.     Harga Barang Subtitusi (Pengganti)
       Harga barang dan jasa pengganti (substitusi) ikut mempengaruhi jumlah barang dan jasa yang diminta. Apabila harga dari barang substitusi lebih murah maka orang akan beralih pada barang substitusi tersebut. Akan tetapi jika harga barang substitusi naik, maka orang akan tetap menggunakan barang yang semula. Contohnya, kaos adalah pengganti kemeja. Jika di pasar harga kaos lebih murah dibandingkan kemeja, maka permintaan akan kaos lebih banyak bila dibandingkan permintaan terhadap kemeja.
c.     Harga Barang Komplementer (Pelengkap)
       Barang pelengkap juga dapat mempengaruhi permintaan barang/jasa. Misalnya sepeda motor, barang komplementernya bensin. Apabila harga bensin naik, maka kecenderungan orang untuk membeli sepeda motor akan turun, begitu juga sebaliknya.
d.     Pendapatan
      Besar kecilnya pendapatan yang diperoleh seseorang turut menentukan besarnya permintaan akan barang dan jasa. Apabila pendapatan yang diperoleh tinggi maka permintaan akan barang dan jasa juga semakin tinggi. Sebaliknya jika pendapatannya turun, maka kemampuan untuk membeli barang juga akan turun. Akibatnya jumlah barang akan semakin turun. Misalnya pendapatan Ibu Tia dari hasil dagang minggu pertama Rp 200.000 hanya dapat untuk membeli kopi 20 kg. Tetapi ketika hasil dagang minggu kedua Rp 400.000, Ibu Tia dapat membeli kopi sebanyak 40 kg.
e.     Selera Konsumen
       Selera konsumen terhadap barang dan jasa dapat memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika selera konsumen terhadap barang tertentu meningkat maka permintaan terhadap barang tersebut akan meningkat pula. Misalnya, sekarang ini banyak orang yang mencari handphone yang dilengkapi fasilitas musik dan game, karena selera konsumen akan barang tersebut tinggi maka permintaan akan handphone yang dilengkapi musik dan game akan meningkat.
f.     Intensitas Kebutuhan Konsumen
       Intensitas kebutuhan konsumen berpengaruh terhadap jumlah barang yang diminta. Kebutuhan terhadap suatu barang atau jasa yang tidak mendesak, akan menyebabkan permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa tersebut rendah. Sebaliknya jika kebutuhan terhadap barang atau jasa sangat mendesak maka permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa tersebut menjadi meningkat, misalnya dengan meningkatnya curah hujan maka intensitas kebutuhan akan jas hujan semakin meningkat. Konsumen akan bersedia membeli jas hujan hingga Rp 25.000 walaupun kenyataannya harga jas hujan Rp 15.000.
g.     Perkiraan Harga di Masa Depan
     Apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan naik maka konsumen cenderung menambah jumlah barang yang dibeli karena ada kekhawatiran harga akan semakin mahal. Sebaliknya apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan turun, maka konsumen cenderung mengurangi jumlah barang yang dibeli. Misalnya ada dugaan kenaikan harga bahan bakar minyak mengakibatkan banyak konsumen antri di SPBU untuk mendapatkan bensin atau solar yang lebih banyak.
h.     Jumlah Penduduk
      Pertambahan penduduk akan mempengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika jumlah penduduk dalam suatu wilayah bertambah banyak, maka barang yang diminta akan meningkat.

Hukum Permintaan
       Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan : 
"Semakin rendah tingkat harga suatu barang akan semakin banyak barang tersebut yang diminta. Dan sebaliknya, semakin tinggi tingkat harga suatu baran akan semakin sedikit permintaan barang tersebut."
       Dalam hukum permintaan,  adanya hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta. Apabila harga naik jumlah barang yang diminta sedikit dan apabila harga rendah jumlah barang yang diminta meningkat. Kenaikan harga barang akan menyebabkan berkurangnya jumlah barang yang diminta, hal ini dikarenakan naiknya harga menyebabkan turunnya daya beli konsumen dan akan berakibat berkurangnya jumlah permintaan. Naiknya harga barang akan menyebabkan konsumen mencari barang pengganti yang harganya lebih murah. 

B.          Penawaran
Pengertian
       Penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual 
pada suatu pasar tertentu, pada periode tertentu, dan pada tingkat harga 
tertentu.

       Dalam rangka menjawab kebutuhan konsumen, pihak produsen menyediakan berbagai barang dan jasa. Barang dan jasa hasil produksi ini kemudian dijual kepada konsumen di pasar menurut tingkat harga tertentu. Permintaan bersangkut paut dengan pembelian dan pemakainan sedangkan penawaran bersangkut paut dengan penyediaan dan penjualan. Jadi penawaran adalah jumlah barang dan jasa yang tersedia untuk dijual pada berbagai tingkat harga dan situasi.



Macam-Macam Penawaran
       Apabila ditinjau dari jumlah barang yang ditawarkan, penawaran dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu penawaran perorangan dan penawaran kolektif.
a.     Penawaran Individu
        Penawaran individu adalah jumlah barang yang akan dijual oleh seorang penjual.
b.     Penawaran Kolektif
       Penawaran kolektif disebut juga penawaran pasar. Penawaran kolektif adalah keseluruhan jumlah suatu barang yang ditawarkan oleh penjual di pasar. Penawaran pasar merupakan penjumlahan dari keseluruhan penawaran perorangan.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Penawaran

    Penawaran dan produksi mempunyai hubungan yang sangat erat. Hal-hal yang mendorong dan menghambat kegiatan produksi berpengaruh terhadap jumlah penawaran. Berikut ini faktor-faktor yang memengaruhi penawaran :
a.     Harga Barang itu Sendiri
       Apabila harga barang yang ditawarkan mengalami kenaikan, maka jumlah barang yang ditawarkan juga akan meningkat. Sebaliknya jika barang yang ditawarkan turun jumlah barang yang ditawarkan penjual juga akan turun. Misalnya jika harga sabun mandi meningkat dari Rp 1.500 menjadi Rp 2.000, maka jumlah sabun mandi yang penjual tawarkan akan meningkat pula.
b.     Harga Barang Pengganti
     Apabila harga barang pengganti meningkat maka penjual akan meningkatkan jumlah barang yang ditawarkan. Penjual berharap, konsumen akan beralih dari barang pengganti ke barang lain yang ditawarkan, karena harganya lebih rendah. Contohnya harga kopi meningkat menyebabkan harga barang penggantinya yaitu teh lebih rendah, sehingga penjual lebih banyak menjual teh.
c.     Biaya Produksi
     Biaya produksi berkaitan dengan biaya yang digunakan dalam proses produksi, seperti biaya untuk membeli bahan baku, biaya untuk gaji pegawai, biaya untuk bahan-bahan penolong, dan sebagainya. Apabila biaya-biaya produksi meningkat, maka harga barang-barang diproduksi akan tinggi. Akibatnya produsen akan menawarkan barang produksinya dalam jumlah yang sedikit. Hal ini disebabkan karena produsen tidak mau rugi. Sebaliknya jika biaya produksi turun, maka produsen akan meningkatkan produksinya. Dengan demikian penawaran juga akan meningkat.
d.     Kemajuan Teknologi 
     Kemajuan teknologi sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya barang yang ditawarkan. Adanya teknologi yang lebih modern akan memudahkan produsen dalam menghasilkan barang dan jasa. Selain itu dengan menggunakan mesin-mesin modern akan menurunkan biaya produksi dan akan memudahkan produsen untuk menjual barang dengan jumlah yang banyak. Misalnya untuk menghasilkan 1 kg gula pasir biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan Manis sebesar Rp 4.000. Harga jualnya sebesar Rp 7.500/kg. Namun dengan menggunakan mesin yang lebih modern, perusahaan Manis mampu menekan biaya produksi menjadi Rp 3.000. Harga jual untuk setiap 1 kilogramnya tetap yaitu Rp 7.500/kg. Dengan demikian perusahaan Manis dapat memproduksi gula pasir lebih banyak.
e.      Pajak
      Pajak yang merupakan ketetapan pemerintah terhadap suatu produk sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya harga. Jika suatu barang tersebut menjadi tinggi, akibatnya permintaan akan berkurang, sehingga penawaran juga akan berkurang. 
f.     Perkiraan Harga di Masa Depan
       Perkiraan harga di masa datang sangat memengaruhi besar kecilnya jumlah penawaran. Jika perusahaan memperkirakan harga barang dan jasa naik, sedangkan penghasilan masyarakat tetap, maka perusahaan akan menurunkan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Misalnya pada saat krisis ekonomi, harga-harga barang dan jasa naik, sementara penghasilan relatif tetap. Akibatnya perusahaan akan mengurangi jumlah produksi barang dan jasa, karena takut tidak laku.


Hukum Penawaran
       Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan bahwa : 
“Semakin tinggi harga suatu barang, semakin banyak  jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya, makin rendah harga suatu barang, semakin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan.” 
       Dalam hukum penawaran, semakin tinggi harga, jumlah barang yang ditawarkan semakin banyak. Sebaliknya semakin rendah harga barang, jumlah barang yang ditawarkan semakin sedikit.






Sumber :
http://www.scribd.com/dhe_handh/d/19623974-Sistem-Ekonomi-Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar